Selasa, 04 Januari 2011

The Swordless Samurai

Jepang abad ke-16 merupakan zaman pembantaian dan kegelapan. Zaman dimana satu-satunya hukum yang ada adalah hukum pedang.


Dalam tatanan masyarakat hierarkis yang kaku dan melarang keras penyatuan kelas sosial, Hideyoshi lahir sebagai seorang anak petani miskin. Hideyoshi yang hanya setinggi 150 senti dan berbobot lima puluh kilogram serta tidak memiliki kemampuan bela diri, tampaknya mustahil untuk menjadi seorang samurai. Tetapi dialah yang menjadi pemenang tunggal dari perang berkepanjangan dan berhasil menyatukan negeri yang sudah tercabik-cabik selama lebih dari 100 tahun. Dialah Sang Samurai Tanpa Pedang.


Ditulis dengan gaya bertutur dari sudut pandang pihak pertama, seolah-olah buku ini merupakan memoar Hideyoshi, sehingga kita akan terbawa ke dunia di mana Toyotomi Hideyoshi hidup.


Buka buku ini, rasakan kehadirannya


“Aku tinggal di Jepang selama lebih dari satu dekade, dan di sana The Swordless Samurai adalah bacaan berharga bagi siapa saja…”

---Ken Belson, New York Times


Pujian lainnya untuk buku ini juga diberikan oleh:

- Sulaiman Budiman (Store manager TB. Gramedia Matraman dan Penulis buku “Ubah Slogan Jadi Tindakan”)

- Prof. Dr. I Ketut Surajaya, M.A (Pakar sejarah Jepang)

- Arvan Pradiansyah (Managing Director ILM)

- Andy F. Noya (Host acara Kick Andy)

- Sammy Kristamuljana (Profesor Manajemen Stratejik)

- Ary Ginanjar Agustian (Penulis buku ESQ)

- Badroni Yuzirman (Founder Komunitas TDA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar